Sunday 21 August 2011

Ketika pertanyaan itu menjadi Indah pada Akhirnya

"Kamu orang mana?disini , di Korea ini bersuamikan laki-laki Korea?Tinggal di mana?rumahnya sewa apa beli? gaji suami berapa?tinggal bersama mertua atau tidak?gaji suami berapa? suami kerja di mana? Ketemu suami di mana, ? ketemu suami lewar biro jodoh atau ketemu dg sendirinya?baikkah suaminya?baikah ipar2nya? dan banyak bllalalal..pertanyaan lainnya yang membuat panas telinga. Gleg....Pertanyaan itu bukan di ajukan oleh  petugas Sensus penduduk, atau petugas pemerintahan lain yang ada di Di daerah sekitar saya tinggal. Pertanyaan itu di ajukan oleh orang yang tidak saya kenal sama sekali sebelumnya, tetapi pertanyaan itu  paling sering di ajukan oleh ibu-ibu atau nenek2 korea yang bawel alias nyinyir.
Saat Pertanyaan itu dulunya di ajukan ke saya, rasanya ingin ku bungkam dengan lakban saja bibir nyinyirnya itu. Pertanyaan itu sering dan bahkan hampir selalu diajukan oleh ibu2 dan nenek saat melihat saya ingin santai di taman atau duduk di sekitar apartemen saya tinggal . Mereka tanpa sungkan mengajukan pertanyaan itu, Sampai saya rasanya jenggah sendiri dgn pertanyaan yang hampir sama.
Ingin rasanya marah, tetapi mengingat saya sebagia org asing, saya jawab pertanyaan itu. Dulunya  dengan jujur saya jawab, pertanyaan itu, "Saya org Indonesia, ya saya bersuamikan org Korea, saya tinggal di *****apartement, dan apartemen itu suami yang beli sebelum menikah dengan saya, gaji suami lumayan, saya tidak tinggal dengan mertua, saya ketemu suami saat satu kerjaan di Korea. dan blalalalalala..pertanyaaan yang diajukan  pun saya jawab.
Pertama  ada perasaan marah, jengkel dengan meraka, dengan pertanyaan-pertanyaan yang membakar hati itu, tetapi lama-lama saya berfikir positif, "Ach, mungkin mereka ingin kenal, dan ingin tahu siapa saya., Berhubung saya orang asing."
Memang tidak di pungkiri saat ini Pernikahan Campuran di Korea bisa di katakan banyak sekali, seakan-akan lagi trend seperti model baju Kaftan saat ini. Sayapun saat menikah dengan suami tidak terbayangkan di benak saya  bila perkawian campuran antar Korean man/Women sangat banyak sekali seperti sekarang.
Dan bukan menjadi rahasia umum lagi, di Korea untuk pernikahan campuran antar Warganegara ini juga di complangi oleh sebuah agen biro jodoh yang juga menjamur di antero Korea ini. Tetapi saya belum pernah melihat di agen biro jodoh, untuk mempertemukan warga negara Indonesia di jodohkan dengan Warga negara Korea,  kebayakan yang di tawarakan(memangnya dagangan pakai ditawarkan ehheeheheh), kebayakan dari negara China, Vietnam, Cambodia.
Dan juga menurut data statistik immigrasi Korea per 2011, jumlah pelaku pernikahan campuran di Korea adalah semakin tahun semakin meningkat.Saat ini peringkat pernikahan campuran diduduki oleh China (47%), Vietnam (25 %) Jepang (7%)Philipina (5%) , Kambodia (3%) monggolia(2%), Dll(rusia, usbezkistan,rusia, Indonesia (11%).
Dari itulah mungkin karena semakin banyaknya orang asing yang ada di korea ini.Semakin keingin tahuan dari Orang Korea sendiripun semakin besar.
Kalau kita berfikir negatif , pertanyaan-pertanyaan diatas itu mungkin akan bisa menjadi permasalahan sendiri, Bisa-bisa kita marah jika pertanyaan itu diajukan, tidak bisa disalahkan kalaupun marah, sebab pertanyaan itu diajukan oleh orang yang tidak kita kenal sama sekali.
Tetapi bila pertanyaan itu kita tanggapi dengan pemikiran yang positif , pasti semua akan  berjalan baik,  tidak perlu kita marah dan bermuka sinis pada meraka. Hal itulah  yang saya lakukan bila ada pertanyaan serupa di ajukan ke saya, memang mulanya saya pun sempat jengkel,. Kadang kalau ada pertayaan tentang gaji suami, saya balik bertanya, gaji menantu nenek/menantu ibu berapa?  dengan senyum pertanyaan itu ganti saya ajukan, Pernah ada pertanyaan yang bikin mereka tersenyum kecut, Ceritanya, saat itu saya barusan pulang dari Kantor pos untuk kirim uang ke mertua(ini saya lakukan rutin setiap bulan,saya lewatkan di kantor pos sebab mertua saya tinggal jauh di desa, dan berhubung sudah sepuh, dan tidak mau repot dengan urusan bank, maka altenatif penggiriman uang lewat kantor pos yang langsung di antar oleh petugas pos sampai ke rumah mertua) dan setelah pulang dari kantor pos itu, sambil istirahat duduk di kursi dibawah pohon rindang di dekat sebuah mall dekat apartemen saya tinggal., di tengah enak2nya santai, datang beberapa nenek2 yang langsung duduk di sebalah saya, (Tempat  dimana saya duduk-duduk, memang sangat rindang, apalagi bila musim panas tiba, benar2 nyaman untuk mendinginkan diri di cuaca yang panas menyengat) , dan bertanya  (serupa seperti pertanyaan di atas). dan ada pertanyaan lain, "dari mana tadi.? saya jawab "Dari Kantor pos,( masih ingin tahu saja,nich orang) "Kirim apa di kantor pos?(mungkin kalau kita tanggapi dengan marah, kita jawab saja.."Kirim bom , kwkwkw.. ehheehehheeheheh ^_~), tetapi dengan masih sabarnya saya jawab, kirim uang buat mertua. Apa kata mereka? wah enak ya jadi mertuanya, setiap bulan di kirimi uang,sama menantunya sekian.. 00rbWon,( sebab tahu berapa  yang aku kirimkan ke mertua)..ada yang menyeletuk sama gurauan, "Wah kalau gitu enaknya kita ganti saja menantu asing yuk..disambut tawa  para nenek2 yang lain..duh, gemes saat itu dengarnya. Tak kalah juga saya jawab..Wah kalau saya punya mertua seperti kalian, aku juga mau ganti mertua", seketika sedikit serius mereka mendengar ucapanku. Salah seorang balik bertanya, kenapa ganti mertua? Saya jawab" Sebab mertua seperti kalian Bawel" mereka tersenyum kecut mendgr jawabanku itu.
Hal-hal seperti itulah kalau tanggapi dengan penilaian negatif akan menjadi bumerang di diri kita, kita menjadi marahan sendiri, menyimpan kejengkelan sendiri di hati, yang akan mengotori hati kita sendiri,
Maka dari itu saya selalu tanggapi dengan pemikiran positif tentang itu semua, yang pada akhirnya mereka-meraka yang pada mulanya tidak kenal, dan selalu bertanya tentang hal2 pribadi, saat ini mereka adalah menjadi teman2 saya di waktu senggang duduk santai di dekat mall itu. tidak pernah ada pertanyaan itu lagi. sebab mereka sudah mengenal pribadi saya.
Juga kadang saat saya berbelanja, ada yang orang Korea yang melihat saya seperti melihat makluk angkasa yang aneh. Mereka melihat dari bawah sampai ke atas, kadang sampai ga enak hati sendiri dilihat seperti itu,Sampai saya juga melihat diri saya sendiri, saya lihat ada yang salahkah di diri saya? Mungkin kita akan marah bila di lihat seperti itu, sedang kita tidak ada keanehan yang kita kenakan.Bagi saya, saat di lihat seperti itu, bukan dengan balasan kemarahan, tetapi malah saya Sapa dengan riang "Anyonghaseyo, Banggapsemnida!"( Haloo,apa kabarnya!), mereka akan kaget, dan tersenyum pada kita.(org jawa bilang Kisinan),
Nah, hal-hal seperti itulah yang selalu saya tanamkan pada saya, SAya akan selalu berfikir Posituf tentang apapun, tentang mereka2 yang kadang heboh dengan pertanyaan2 yang tidak penting bagi mereka seharusnya. semua kulakuan agar tidak mengotori kehidupan dan dan hati saya."
Daan Pada akhirnya dengan berfikir positif tersebut, Pertanyaan-pertanyaan yang menyebalkan, terasa Indah kudengar.
Bagaimana dengan Anda?mudah-mudahan sama dengan apa yang saya rasa.Positif Thingking"
Love "Riema"

Mengenal Azas Kewarganegaraan di Korea selatan

Ada yang bertanya kepada saya tentang Kewarganegaraan Anaknya yang lahir di Korea, atas pernikahan sesama WNI di Korea. Juga kebetulan pas...