Friday 8 November 2013

Sejarah Dan kehidupan saya di Korea ( II )

Karena Cambukan semangat dari bapak, akhirnya dengan penuh semangat saya bekerja. Dan saat itu bukan tujuan uang , tetapi pengalaman yang terpenting dalam hidup saya.
Dan pada awal tahun 2005, merupakan  awal selanjutnya saya di Korea, sebab saat  akan berakhir visa saya. tidak di duga sebelumnya saya ketemu jodoh saya di Korea ini,
Ya ..di tempat bekerjalah saya ketemu suami saya yang sangat baik dan luar biasa ini. Yang mana pada saat itu tidak terpikirkan untuk menikah,
Tetapi itulah yang namanya Jodoh, sangat misteri bagi kita. Dan dengan perjalanan liku liku percintaan yang sangat singkat, dan atas persetujuan kedua belah pihak akhirnya kami menikah di Indonesia th 2005, bulan 6 secara adat Indonesia. Dan kamipun berpacaran setelah menikah (asyik juga lho ternyata kwkwkwkw)
Dan setelah itu visa tinggalpun berganti menjadi visa nikah,
Dan setelah menikah ini banyak liku liku kehidupan Korea yang harus saya hadapi lagi yang lebih dasyat.
Yang mana biasa kehidupan saya hanya bekerja dan bekerja, tetapi saat itu harus berhadapan dengan budaya budaya kekeluargaan Korea yang sangat berbeda dan jauh berbeda dengan budaya Indonesia.
Yang mana semua sempat membuat saya Shock dengan perubahan ini.
Bagiamana menjadi menantu Korea, bagaimana kita harus bersikap terhadap mertua Korea yang sangat dan masih menghormati budaya kunonya yang masih di lakukan.
Dan semua saya jalani dengan penuh iklas dan konsekuwen karena keputusan saya yang menikah dengan Warga negara Asing dan harus tinggal di negera tersebut.
Dan akhirnya th 2007 lahirnya buah kasih kami seoarang anak laki laki yang sangat ganteng(bagi saya dan suami). Saat awal hamil dan melahirkan jauh dari Orang tua dan kakak kakak tercinta itu adalah suatu peristiwa yang sangat menyedihkan saat itu. Apalgi kita tinggal di luar negeri yang kiri kanan dari rumah kita kita saling menggenal. Beruntung saya memempunyai banyak teman.
Oya kembali awal pernikahan. setelah menikah saya memutuskan untuk tetap bekerja, sebab saya punya semangat dan Prinsip, Allah SWT memberi kita kedua tangan, memberi kita otak kenapa kita mau mensyukuri dengan memanfaatkan semua ini?, Nah atas ijin suami saya mulai mencari pekerjaan. Yang mana saat itupun bahasa Korea saya belum lancar dan hanya pengucapan bahasa harian saja. Tetapi saya tidak putus asa, dengan kata lain Orang lain bisa saya pasti bisa.
Dan saya melamar bekerja di sebuah perusahaan Travel yang bergerak di bidang penjualan Tiket pesawat bagi para WNI yang ada di Korea, khususnya Pekerja( Maaf saya pantang menyebut Pekerja dengan sebutan "TKI"..untuk artikel kenapa demikian? ikuti tulisan tulisan saya berikutnya ya !), dan saya di terima. Karena saya pernah menjadi pekerja di perusahaan atau kasarnya Pabrik, banyak pengalaman yang saya tahu tentang dunia ketenaga kerjaan, yang mana saat itu benar benar membantu saya dalam bekerja, sebab selain penjualan tiket, kita juga berkerja membantu para Pekerja Indonesia yang mempunyai masalah ketenaga kerjaan, seperti pengurusan taejiegem(uang pesangon), Kugminyongem(uang pensiun) kekerasan, juga pengurusan Pekerja Ilegal yang terjaring Razia, juga pengurusan para Pekerja Ilegal yang akan pulang ke Indonesia, apalagi pekerja ilegal yang lari dari perusahaan Perikanan, ini benar2 pengalaman yang luar biasa, bagaimana memperjuangkan teman teman sesama Indonesia yang di marahi habis habisan dengan petugas Imigrasi, yang sayapun tak luput dari amuk kemarahan petugas tersebut, saat pengurusan keuangan Pekerja yang mengalami masalah dengan perusaahaannya, kitapun kena imbas di umpat umpat oleh sajang/boss perusahaan tersebut (kwkwkwkwkwk ..tapi mengasyikan juga hwhwhw)
Dan Seiringnya waktu karena kehamilan dan melahirkan akhirnya sayapun memutuskan untuk istirahat dan total menjadi Ibu rumah tangga,.Karena kejenuhan di rumah akhirnya saya aktif mengikuti kegiatan kegiatan di Center multi budaya,
Bersyukur sekali akhirnya saya bertemu tanpa sengaja dengan sukarelaawan Korea yang mau mengajari saya bahasa Korea yang datang ke rumah dengan gratis. (sukarelawan tersebut bukan dari center multibudaya). Dan perlu di ketahui, sukarelawan tersbut sampai sekarang dengan senang hati membantu saya bila ada kesulitan kesuliatan tentang kehidupan Korea yang tidak saya pahami.
Dan dari situ juga banyak orderan terjemahan yang datang, yang bisa menghasilkan uang. Yang semua pekerjaan tersebut bisa di lakukan di rumah dengan hanya mengirimkan Email saja.
Saat kita berkerja dan menjadi ibu rumah tangga di Korea, memang di butuhkan semangat tinggi,
Bagaimana tidak, saat bangun pagi, kita harus bisa secepat kilat melakukan pekerjaan ibu tangga sambil menyiapkan kita berangkat ke kantor, dari masak, menyiapkan anak sekolah, setelah itu antar anak sekolah (anak sekolah palygroup sampai jam 6 sore), dan setelah pulang kantor kita jemput anak, setelah sampai di rumah, kita juga masih di sibukan dengan pekerjaan rumah tangga yang menunggu jamahan tangan kita, mengurus anak, masak malam buat suami(apabila suami tidak lembur di perusahaannya), sampai anak tidur kita masih bergelut dengan pekerjaan rumah tangga, dan Istirahat, besok pagi rutinitas yag sama yang kita lakukan.
Semua saya jalani tanpa ada kata cengeng, menangis, mengeluh..semua jauh dari saya dan sayapun tak mau melakukan hal hal yang tidak berguna tersebut.
Dari semua itu kita  menjadi wanita yang tangguh, wanita tangkas dan wanita yang tidak cenggeng dalam menghadapi kehidupan ini,
Seiring dengan waktu pula, waktu tak terasa 3 tahun sudah setelah pesta resepsi pernikahan kami. Saya tdak pernah pulang ke tanah air, juga di karenakan saya hamil, dan pekerjaan yang menyita waktu.
Dan saat itu bapak ingin sekali melihat cucu laki lakinya yang berdarah Korea, yang bermata sipit.
Waktu itu akhirnya pada bulan September2008 saya putuskan untuk pulang membawa anak saya yang saat itu berusia 18 bulan. dan Saya booking tiket. Dengan gembira saya kabrkan rencana kepulangan saya.
Bapak sangat senang sekali, di ceritakan rencana kepulangan saya dan anak saya ke pada setiap teman teman bapak yang bertamu di rumah.
Dan setiap pagi,  setiap hari saya telp bapak, seakan akan tak sabar ingin segera pulang.
Tetapi....Pada tanggal 30 Agustus 2008 pagi, saat itu menjelang Ramdhan. Ada SMS datang dari Indonesia , dari kakak saya,  pada pukul 7 pagi saat Korea, yang mana isinya singkat tetapi bagiakan tersambar petir saya membacanya"
"Adikku...akhirnya Allah SWT memanggil Bapak untuk menghadapnya, bapak Meninggal dunia pada pagi ini saat menjelang subuh"Innalilahi wainnalilahi rojiun.
Tak Kuasa ku tahan tangisku, dunia bagaikan ambruk menipaku, saat itu saya di rumah sendiri bersama anak saya, betapa kaget, tak percaya, sedih tiada terkira saat itu,
Disaat menjelang kepulanganku ke Tanah air Allah berkendak lain. Tidak di pertemukannya lagi saya dengan bapak tercinta, tak kuasa diri ini, Saya bingung, tak bisa berbuat apapun..dan segera ku telp agen travel di mana saya beli tiket untuk cancel dan ganti tanggal itu juga, tetapi tidak ada. Ada pesawat yang lewat singapore, harus transit dulu ke Singapore, ke Jakarta.
Duh..saya kepikiran dengan anak saya, akhirnya terus di cari dan di cari. akhirnya ada tiket setelah 3 hari kepergian bapak, Saya setujui daripada tidak pulang.
Dan saya kabarkan kepulangan saya saat itu, dan saat saya telp, kakak saya bilang ini lagi proses pemakaman bapak, lagi upacara militer..saya teriak panggil "Bapak .Bapak di telp..saya panggil panggil bapak terus saat itu, kakak saya bilang "iklaskan adikku, iklaskan..Astafirullah alhadzim
Menyesal, mengapa saya tidak segera pulang saat bapak ingin saya pulang, kangen ingin melihat cucunya dan saya.
Menyesal, saat itu ingin kutujukan betapa semangat bapak telah menjadikanku seoarang wanita tangguh.
Tetapi, tidak bisa di pungkiri, kerinduan pada beliau sangat besar.Rindu akan pelukan beliau rindu akan nasehat beliau.
Bapak....aku sangat merindukanmu.Semoga engaku tenang di sana..akan ku buat bapak bangga dengan semuanya. Selamat jalan bapak. kami sangat menyanyangimu.

Mengenal Azas Kewarganegaraan di Korea selatan

Ada yang bertanya kepada saya tentang Kewarganegaraan Anaknya yang lahir di Korea, atas pernikahan sesama WNI di Korea. Juga kebetulan pas...